APEC (Asia
Pacific Economic Cooperation) atau kerja sama ekonomi kawasan Asia Pasifik.
Kerja sama ini pertama kali dicetuskan oleh mantan Perdana Menteri Australia, Bob
Hawke. Kerja sama ekonomi ini adalah forum kerja sama ekonomi terbuka,
informal, tidak mengikat, dan tetap berjalan searah dengan aturan WTO serta
berbagai perjanjian internasional.
Pertemuan
pertama diadakan pada bulan Januari 1989 di Canberra, Australia yang dihadiri
oleh 12 negara, yaitu enam negara anggota ASEAN, Kanada, Australia, Selandia
Baru, Amerika Serikat, Korea Selatan dan Jepang, yang secara resmi menyepakati
pendirian APEC. Pada waktu pertemuan tersebut telah disetujui beberapa hal,
antara lain:
- APEC didirikan bukan menjadi
suatu blok perdagangan
- Segala pemikiran dan
pertimbangan akan diberikan pada diversifikasi yang ada di kawasan Asia
Pasifik
- Kerja sama ini akan terpusat
pada hal-hal praktis yang bertujuan menguatkan saling ketergantungan
ekonomi di kawasan Asia Pasifik.
Pertemuan
kedua pada bulan Juni 1990 di Singapura, ke-12 negara APEC sepakat membentuk
tujuh kelompok kerja yang bertugas mengumpulkan data tentang perkembangan
terakhir perekonomian negara anggota, antara lain bidang jasa, investasi,
pengalihan teknologi, perkembangan sumber daya manusia, kerja sama energi,
sumber daya laut, dan telekomunikasi. Program kerja sama lain yang turut
digarap adalah pariwisata, transportasi, dan pengembangan usaha perikanan.
Pertemuan
ketiga pada bulan November 1991 di Seoul, Korea Selatan, menghasilkan
kesepakatan masuknya Cina, Hongkong dan Taiwan sebagai anggota baru APEC.
Pertemuan
keempat pada bulan September 1992 di Bangkok, Thailand. anggota APEC sepakat
membentuk sekretariat APEC yang bermarkas di Singapura.
Pada
KTT-APEC pertama di Seattle, Amerika Serikat pada bulan November 1993
disepakati penambahan anggota baru, yaitu Mexico, Papua Nugini dan Cile. Dalam
KTT-APEC yang pertama ini juga dinyatakan tentang visi APEC, yaitu untuk
mewujudkan komunitas ekonomi Asia Pasifik yang berdasarkan semangat keterbukaan
dan kemitraan, serta upaya kerja sama untuk menghadapi tantangan perubahan,
pertukaran barang, jasa dan investasi secara bebas, pertumbuhan ekonomi yang
luas serta standar kehidupan dan pendidikan yang jauh lebih tinggi, dan
pertumbuhan yang berkesinambungan dengan memperhatikan aspek-aspek lingkungan.
Tujuan Pendirian APEC
1. Mengupayakan terciptanya liberalisasi perdagangan dunia melalui
pembentukan sistem perdagangan multilateral yang sesuai dengan kerangka GATT
dalam rangka memajukan proses kerja sama ekonomi Asia Pasifik dan perampungan
yang positif atas perundingan Putaran Uruguay.
2. Membangun kerja sama praktis dalam program-program kerja yang difokuskan
pada kegiatan-kegiatan yang menyangkut penyelenggaraan kajian-kajian ekonomi,
liberalisasi perdagangan, investasi, alih teknologi, dan pengembangan sumber
daya manusia.
Sesuai kepentingannya, APEC telah mengembangkan suatu forum yang lebih besar
substansinya dengan tujuan yang lebih tinggi, yaitu membangun masyarakat Asia
Pasifik dengan pertumbuhan ekonomi dan pembangunan yang merata melalui kerja
sama perdagangan dan ekonomi. Pada pertemuan informal yang pertama para
pemimpin APEC di Blake Island, Seattle, Amerika Serikat tahun 1993, ditetapkan
suatu visi mengenai masyarakat ekonomi Asia Pasifik yang didasarkan pada
semangat keterbukaan dan kemitraan; usaha kerja sama untuk menyelesaikan
tantangan-tantangan dari perubahan-perubahan; pertukaran barang, jasa,
investasi secara bebas; pertumbuhan ekonomi dan standar hidup serta pendidikan
yang lebih baik, serta pertumbuhan yang berkelanjutan dan berwawasan
lingkungan.
Latar Belakang Pembentukan APEC
Konperensi negara-negara kawasan Asia Pasifik yang dilaksanakan atas prakarsa Australia
pada bulan November 1989 di Canberra merupakan forum antar pemerintah yang
kemudian dikenal dengan nama “Asia Pacific Ekonomic Cooperation” atau disingkat
APEC. Latar belakang berdirinya APEC ditandai dengan kebutuhan pembangunan
ekonomi regional akibat globalisasi sistem perdagangan, dan adanya perubahan
berbagai situasi politik dan ekonomi dunia sejak pertengahan tahun 1980-an
Kemajuan teknologi di bidang transportasi dan telekomunikasi semakin
mendorong percepatan perdagangan global yang ditandai dengan adanya
perubahan-perubahan yang cepat pada pasar uang, arus modal, dan meningkatnya
kompetisi untuk memperoleh modal, tenaga kerja terampil, bahan baku, maupun
pasar secara global. Globalisasi perdagangan ini mendorong meningkatnya kerja
sama ekonomi di antara negara-negara seka-wasan seperti Masyarakat Ekonomi
Eropa (MEE) yang menerapkan sistem pasar tunggal untuk Eropa; North American
Free Trade Area (NAFTA) di kawasan Amerika Utara; ASEAN Free Trade Area (AFTA)
di kawasan Asia Tenggara; dan Closer Economic Relations (CER) yang merupakan
kerja sama ekonomi antara Australia dan Selandia Baru.
Perubahan-perubahan yang terjadi pada dekade 80-an juga ditandai oleh
berakhirnya perang dingin antara Amerika Serikat dan Uni Soviet dan diikuti
dengan berkurangnya persaingan persen-jataan. Forum-forum internasional yang
seringkali didominasi dengan pembahasan masalah pertahanan dan keamanan, mulai
digantikan dengan pembahasan masalah-masalah ekonomi dan perdagang-an. Sejalan
dengan perubahan tersebut, timbul pemikiran untuk mengalihkan dana yang semula
digunakan untuk perlombaan senjata ke arah kegiatan yang dapat menunjang kerja
sama ekonomi antar negara.
Kerja sama APEC dibentuk dengan pemikiran bahwa dinamika perkembangan Asia
Pasifik menjadi semakin kompleks dan di antaranya diwarnai oleh perubahan besar
pada pola perdagangan dan investasi, arus keuangan dan teknologi, serta
perbedaan keunggulan komparatif, sehingga diperlukan konsultasi dan kerja sama
intra-regional. Anggota ekonomi APEC memiliki keragam-an wilayah, kekayaan alam
serta tingkat pembangunan ekonomi, sehingga pada tahun-tahun per-tama, kegiatan
APEC difokuskan secara luas pada pertukaran pandangan (exchange of views) dan
pelaksanaan proyek-proyek yang didasarkan pada inisiatif-inisiatif dan kesepakatan
para anggotanya.