Perkembangan dan Dampak Revolusi Hijau - Revolusi Hjau adalah proses perubahan yang terjadi di bidang pertanian untuk meningkatkan produksi pangan. Gerakan Revolusi Hijau muncul akibat adanya gagasan dari T. Robert Malthus berujudul “
An Essay on The Principle of Population”. (yang berpendapat bahwa pertumbuhan penduduk mengikuti deret ukur perkembangan penduduk sedangkan peningkatan produksi pangan sesuai dengan deret hitung). Sehingga muncullah usaha untuk meningkatkan produksi pertanian dan pengendalian pertambahan penduduk. Tindakan ini dimulai dari diadakannya konferensi Hot Spring (1943) yang menghasilkan :
1. pembentukan organisasi pangan dan pertanian dunia (FAO)
2. pembentukan kelompok konsultatif bagi penelitian pertanian internasional (CGIAR)
3. Rockeffeler Foundation yang membiayai penelitian pertanian.
|
Revolusi Hijau |
Perkembangan Revolusi HijauGerakan Revolusi Hijau Dunia disponsori oleh Ford and Rockeffeler Foundation (Amerika) yang mengadakan penelitian dalam usaha mencari dan menemukan bibit unggul, misalnya
a. International Mize and Wheat Improvement Centre (IMWIC) di Mexico. Berhasil menemukan jenis benih baru unggul (gandum) di India dan Pakistan.
b. International Rice Research Institute (IRRI) di Filipina yang berpusat di Los Banos yang berhasil menemukan jenis padi unggul sehingga memperoleh penghargaan Hadiah Nobel Pangan (1970).
Dampak Revolusi Hijau Perkembangan Revolusi Hijau mengakibatkan munculnya berbagai persoalan baik yang bersifat positif maupun negatif.
a. Dampak positif
– mengatasi krisis pangan
– meningkatkan pendapatan terutama buruh tani
– merangsang kesadaran petani akan pentingnya teknologi maju
– merangsang dinamika ekonomi masyarakat
b. Dampak Negatif
– monokultur menciptakan hubungan yang tidak seimbang dalam ekosistem
– penggunaan pupuk kimia yang meningkat akan mengganggu air tanah
– penggunaan pestisida mengganggu keseimbangan ekosistem
– mekanisme pertanian justru mengakibatkan terjadinya angka pengangguran yang tinggi
Revolusi Hijau di Indonesia Perkembangan Revolusi Hijau di Indonesia dimulai dari dikeluarkannya Undang-Undang Agraria (1870) pada masa pemerintahan Kolonial Belanda.
Kemudian pada tahun 1950 dikeluarkannya kebijaksanaan Rencana Kasimo / Plan Kasimo. Program ini dilakukan melalui program BIMAS dan INMAS. Kemudian selain Plan Kasimo pemerintah melalui lembaga pendidikan dalam penelitian pertanian (IPB) berhasil menemukan tekhnologi baru jenis padi unggul (IR, PB, VUTW / Pelita). Pada awal pelaksanaan Revolusi Hijau di Indonesia dapat dikatakan mengalami keberhasilan, hal ini dapat dibuktikan pada era 1980 – 1999 Indonesia berhasil menjadi negara swasembada beras, tetapi pada dekade tahun 2000 Revolusi Hijau di Indonesia mengalami pasang surut hal ini dikarenakan faktor dan kerusakan ekologi. Sebagai contoh kegagalan program lahan gambut sejuta hektar, dan hilangnya jenis / spesies tanaman tertentu di Indonesia.
Itulah pembahasan lengkap mengenai
Pengertian Revolusi Hijau, Perkembangan Revolusi Hijau, Dampak Revolusi Hijau. Silahkan baca artikel menarik lainnya di
Terbeselung.